Satuan lot ikut menentukan daya beli investor dan juga likuiditas pasar.
Dalam berinvestasi saham, ada sejumlah istilah yang kadang kurang dipahami investor.
Nah kali ini, akan dibahas mengenai lot.
Bagi pelaku pasar modal, istilah lot sudah sangat akrab. Lot merupakan satuan dalam beli jual saham.
Pakar saham Ellen May menyatakan, satu lot di Bursa Efek Indonesia (BEI)
mewakili 500 lembar saham. Untuk membeli atau menjual saham, batas
minimal volume yang bisa ditransaksikan di pasar reguler adalah satu lot
.
Setiap Bursa Efek di negara lain memiliki kebijakan sendiri tentang
satuan volume perdagangan saham. Di New York Stock Exchange atau Nasdaq
menerapkan satuan berupa American Depository Receipt (ADR). ADR
diberikan terhadap perusahaan asing yang listing dan diperdagangkan di
sana.
Begitu juga di Bursa Australia, satu ADR mewakili 20 lembar saham. Di
BEI, jika ada perusahaan asing yang berminat listing bisa diberi satuan
dalam bentuk Indonesian Depository Receipt (IDR). "Perubahan lot
tergantung kebijakan para otoritas pasar modal demi meningkatkan
likuiditas saham," kata Ellen.
Sepintas, lot tidak memiliki makna penting bagi investor. Seolah-olah
hanya sebuah satuan untuk beli jual saham. Namun sebenarnya, perhitungan
lot dapat memberikan pengaruh terhadap likuiditas pasar.
Sebagai contoh, jika A ingin beli saham seharga Rp10 ribu sebanyak 1
lot, maka A harus membayar Rp5 juta (10 ribu dikali 500 lembar).
Sementara B hanya memiliki uang Rp4 juta, dan C punya Rp2 juta, sehingga
kedua tidak mampu membeli saham tersebut.
"Ilustrasi di atas menunjukkan jumlah saham dalam satuan lot ikut
menentukan daya beli investor dan juga likuiditas pasar," kata Ellen.
Sekarang bandingkan jika satu lot mewakili atau sama dengan 100 lembar
saham. Apa yang terjadi pada investor A,B,dan C? Semua investor, baik A,
B dan C, mampu membeli saham seharga Rp10 ribu.
Di sini terlihat, satu satuan lot yang lebih kecil dapat mendongkrak
likuiditas pasar. Namun, jika ada investor yang akan bertransaksi di
bawah satu lot, maka mereka harus melakukannya di pasar odd lots.
Sebagai gambaran, Odd lots berarti satuan saham yang jumlahnya lebih
kecil dari satuan perdagangan saham di bursa efek. "Odd lots sangat
kecil dan tidak dapat diperdagangkan di pasar reguler," kata Ellen.
Saat ini kata dia, jarang sekali ada transaksi odd lots, namun adanya
aksi korporasi ikut menentukan terbentuknya odd lot. Aksi korporasi
penerbitan saham baru seperti right issue dan pembagian saham bonus
dapat memicu terbentuknya odd lot.
Contohnya, jika ada right issue 2:1 (investor yang memiliki 2 saham lama
berhak memesan 1 saham baru). Bagi investor yang hanya memiliki 1 lot
saham lama (500 lembar), maka ia memperoleh 250 lembar saham. Dengan
demikian 250 lembar saham baru yang dibeli investor masuk kategori odd
lot karena banyaknya di bawah 500 lembar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar