Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kundang Sodikin menyatakan, jasad
Ulum, korban tertimpa longsor, sampai sore ini masih belum ditemukan.
Pihaknya dibantu petugas, TNI, Polri dan warga setempat telah
mendatangkan mobil derek untuk menyingkirkan bebatuan besar akibat
longsor di Curug Cipalasari, Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.
"Selama
dua hari evakuasi, mayat korban belum bisa ditemukan akibat sulit dan
banyaknya batu besar. Tapi, kita sudah menemukan tanda-tanda keberadaan
mayat karena sekarang banyak lalat dan bau anyir di salah satu titik
di bawah batu," katanya di lokasi kejadian, Selasa siang.
Sementara
itu, keluarga Ulum (18) menyatakan ikhlas atas kepergian anaknya.
Namun, keluarga berharap jenazah Ulum cepat ditemukan.
"Emak dan
bapak insya Allah ikhlas (atas meninggalnya Ulum)," kata Upen (30),
kakak dari Ulum saat ditemui di rumah duka, Kampung Cibuntu, Taraju pada
Selasa (27/11/2012) siang.
Di mata keluarga, kata Upen, Ulum
merupakan sosok periang. Dia sangat mencintai adik dan adik iparnya.
"Suka bercanda. Makanya saya sangat tidak menyangka dia pergi," ucapnya
dengan nada lirih.
Ulum merupakan putra ketiga dari empat
bersaudara. Dia anak pasangan Kamal (50) dan Dadah (45), warga
Cukangjayaguna, Kecamatan Sodonghilir, Tasikmalaya.
Masih di rumah
duka, Maman Suparman (40), orang tua ketiga korban tewas, Nur (20), Ani
(17) dan Pitria (5) mengatakan, sebelum kejadian ketiganya sempat
dilarang pergi ke Curug Cipalasari. Sebab, saat itu cuaca akan hujan.
"Sering ke sana. Pas dilarang, tetap ke sana," jelas Maman.
Kelima korban yakni, Wulan, Nur, Ani, Pipit dan Ulum pergi ke curug
(air terjun) dengan mengendarai sepeda motor. Mereka dibonceng Ulum.
Tujuannya untuk mandi dan berwisata di curug. Namun nasib berkata lain,
mereka tewas tertimbun longsor pada Minggu (25/11/2012)
/Kompas.com( 27/11/12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar